WELCOME TO MY BLOG

Empat Belas

5.03.2015

Kata-Kata Romantis Islam

Kata Romantis Islami | Kata Doa Indah Harapan Jodoh. pada kesempatan kali ini admin akan memberikan suatu informasi buat anda sekalian yang sedang mencari-cari artikel tentang Kata Cinta Indah Mutiara Islami penyejuk Hati, memang buat kamu semua para muslimin dan muslimah ada yang mudah sekali mendapatkan sang dambaan hati dan begitu juga sebaliknya ada beberapa orang yang justru kesulitan untuk mendapatkan Cinta Sejati. memang tiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda dalam memandang Cinta dan perasaan. dan perbedaan cara inilah yang menentukan seseorang tersebut mendapatkan suatu pasangan atau kekasih.

Kata Mutiara Indah Islami - sering kali kita melihat para remaja yang dibuat galau karna masalah Cinta, entah mungkin karena sudah diracuni oleh oleh Cinta atau mungkin karena hal lain. itu sih masalah pribadi masing-masing, karena sebenarnya Pacaran itu dilarang oleh agama. tetapi jika hanya saling mengenal satu sama lain ya tidak apa-apa. asal tahu pergaulan yang benar dan tidak melenceng dari aturan norma dan agama.


Nah buat kamu semua yang ingin segera mendapatkan jodoh berikut akan admin berikan Kata Kata Mutiara Cinta Islami Penuh Makna :

Allah selalu memberikan senyum dibalik kesedihan. Allah selalu memberikan Harapan dibalik keputus-asaan..
Ingatlah.. Allah selalu memberikan kelebihan dibalik kekurangan.. Allah selalu memberikan Kekuatan dibalik kelemahan..

Kita punya RENCANA. Allah juga punya RENCANA

Akan tetapi sehebat apapun kita merencanakan sesuatu. Tetap rencana Allah adalah sebaik-baiknya rancangan.

Ketika perjalanan hidup terasa MEMBOSANKAN. Maka Allah menyuruh kita untuk banyak BERSYUKUR.

Ketika kesedihan menjatuhkan AIR MATA Maka Allah meminta kita untuk berusaha TERSENYUM .

Ketika kita menginginkan sesuatu yang tak kunjung DIDAPATKAN. Maka Allah meminta kita untuk sabar MENUNGGU.

★ ... Ku hampiri seribu wajah, menampilkan bayangmu.. Berpendar suka cita dalam harap cinta..

Sesungguhnya SABAR akan indah jika kita selalu dekat dgn ALLAH InsyaAllah.

Karena hidup ini terlalu singkat dan berharga jika di buang dengan orang yang TIDAK TEPAT (bukan jodoh kita)...

Lebih baik MENUNGGU orang yang benar-benar kita harapkan.. Daripada menghabiskan waktu dengan orang yang tidak tepat..

Cinta bukan tentang bagaimana perasaan itu muncul.. Tapi bagaimana perasaan itu agar tetap utuh...

Cinta bukan tentang jarak yang memisahkan.. Tapi tentang kepercayaan satu sama lain..

CINTA itu seperti menanam sebuah pohon, Jika kita SABAR pohon itu bisa menjadi pohon yang sangat besar dan kuat..

YA RABBANAA. Yg kami inginkan hanyalah kesempurnaan cinta_MU.. Karena hanya begitulah tidak akan ada rasa terluka dan kecewa pada akhirnya..

YA RABBANAA.. Satukan kekurangan kami dalam Ridha_MU.. Agar kekurangan itu dapat melebur menjadi kesempurnaan.

YA RABBANAA.. Satukan kami dalam naungan cinta_MU.. Dan cintakan kami pada kebaikan.. Agar cinta kami dapat menyatu menjadi kebaikan..

Aku tak berharap kesempurnaanmu.. Kerana aku ingin melengkapinya dengan kekuranganku..

Aku tak berharap di pertemukan denganmu.. Tapi aku meminta dipersatukan dalam cinta_NYA..

Jika aku disini menanti, ku harap kau disana menjaga.. Jika aku disini berdo’a, ku harap kau disana setia..

Semoga kasihmu pada_NYA membuatmu mampu bertahan dalam perpisahan yang panjang ini..

Semoga cintamu pada_NYA menjagamu dari angin2 keburukan yang mampu membuatmu lalai akan perintah_NYA.

Untukmu yang jauh disana.. Ku harap kau slalu menjaga hatimu.. Seperti disini aku menjaga hatiku..

~* Untukmu yang jauh disana, Berdinding jarak dan waktu, Berbatas ruang diantara kita..

Tanpa pernah merasa kecewa karena dia tidak bisa menjadi sempurna seperti apa yang kamu minta..

Jagalah ia dengan segenap jiwa ragamu.. Dan trimalah ia apa yang ada pada dirinya

Cintailah ia dengan hatimu.. Sayangilah ia dengan penuh ketulusan..

Di saat engkau menyakitinya.. Maka lihatlah saat dia rela meneteskan air matanya untukmu agar engkau selalu bahagia

Disaat engkau ingin mncapakkannya begitu saja Maka ingatlah dia yg slalu brusaha untuk menjadi pelangi ketika awan kelabu menyelimuti dirimu

Disaat engkau ingin mnduakan pasangan hidupmu Maka ingatlah dia yg slalu setia dsampingmu ketika kamu butuh seseorang yg mampu mbuatmu tegar

Cintailah seperti kamu mencintai dirimu sendiri.. Begitu juga sayangilah, orang yang kamu sayangi seperti kamu menyayangi dirimu sendiri

"Sesunguhnya dibalik kesusahan ada kemudahan" "dibalik kesedihan ada kebahagiaan" "Maha suci Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan"

Allah Menjanjikan bahwa semua itu akan INDAH PADA WAKTUNYA.

Menitipkan Sukacita di setiap dukacita Menitipkan Harapan di setiap keraguan

Allah menitipkan kelebihan di setiap kekurangan Menitipkan Kekuatan di setiap kelemahan

Kita merancang, Allah juga merancang.. Tetapi perancangan Allah lebih baik..

Saat segalanya terasa "MEMBOSANKAN", namun ALLAH berkata "TERUSLAH MELANGKAH"

Saat AIR MATA harus menetes, namun ALLAH berkata "TERSENYUMLAH"

RENCANA ALLAH itu BAIK Saat hati berkata " INGIN ", namun ALLAH berkata "TUNGGU".

Ya Allah, jika dia memang bukan untukku, berikan aku keikhlasan untuk bisa merelakannya bersama dengan orang lain."

Jika suatu saat nanti kehilangan.. Maka LEPASKANLAH DENGAN PENUH KEIKHLASAN

Cintailah seseorang dengan kesedrhanaan Rindukanlah seseorang dengan kesederhanaan

karena : Jika Suatu saat Nanti engkau kehilangannya..engkau tidak akan terlalu berat untuk melepaskannya.

jika engkau merindukan seseorang.. Maka Rindukanlah sekedarnya saja.. Janganlah Terlalu berharap Janganlah terlalu menginginkan

Untuk mu Sekarang... Jika engkau mencintai seseorang.. Maka Cintailah sekedarnya saja

Dan Kini aku Sadar.. Bahwa Terlalu berharap padamu adalah suatu kesalahan yang besar bagiku..

Aku sadar.. Bahwa Terlalu menginginkanmu adalah Suatu kesalahan yang Fatal bagiku

Aku sadar.. Bahwa Terlalu mencintaimu adalah suatu kesalahan besar bagiku

Aku sadar.. Bahwa terlalu merindukan kehadiranmu adalah suatu kesalahan bagiku

jika kamu berlayar pada lautan cinta pastikanlah kamu tau cara untuk mengarunginya

ta'aruf adalah cara pdkt dalam islam

Cinta yg taakan terkhianati adalah cinta kepada Illahi

Dan dialah sebenarnya yang masih mempedulikan kita. Yang akan membuat hidupmu berbalut bahagia penuh senyuman

Ketika kita pergi bersembunyi hanyalah untuk ditemukan. Ketika kita berjalan jauh hanyalah untuk melihat siapa yang masih setia mengikuti.

Pilih seorang mampu mengerti pikiranmu disaat engkau terdiam. Yg mampu merasakan kasih sayangmu disaat kemarahanmu.

Terkadang engkau harus berbicara pelan.. Agar engkau tahu siapa yang masih mau mendengarkanmu.

Terkadang engkau harus berlari jauh.. Agar engkau tahu siapa yang akan datang kepadamu.

5.02.2015

Tosialana Mandar (Perkawinan Daerah Mandar)


Foto Pengantin Mandar (Siti KDI)
Untuk perkawinan di daerah Mandar secara umum, garis besarnya melalui 14 fase yaitu :
  1. Massulajing
  2. Messisi'
  3. Mettumae
  4. Mambottoi Sorong
  5. Maccanring
  6. Ma'lolang
  7. Mappadai Balaja
  8. Mappasau
  9. Pallattigiang
  10. Mambawa Pappadupa
  11. Matanna Gau
  12. Nilipo
  13. Mandoe Bunga
  14. Marola

1) Massulajing
Massulajing artinya mencalonkan dan mencocokkan antara dua orang yang akan di persunting. Fase ini dilakukan oleh orang tua si lelaki berssama keluarga terdekat. Ini bermakna saling menghargai antara keluarga dan merupakan isyarat bahwa pengurusan dan seluruh tanggung jawab akan menjadi tanggung jawab bersama.

2) messisi’ atau Mammanu’manu
messisi’ adalah langkah permulaan yang berfungsi sebagai pembuka jalan dalam rangka pendekatan pihak laki-laki terhadap pihak wanita. Tugas ini biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang diambil dari orang-orang yang kedudukannya dapat menengahi urusan ini. Artinya dia ada hubungan keluarga dengan wanita dan juga ada hubungan kelurga dengan pihak pria.
Sifat kunjungan Messisi’ ini sangat rahasia. Sedapat mungkin pihal lain tidak mengetahuinya. Ada 2 hal yang ingin dicapai dalam kerahasian ini:
· Jika gagal pihak laki-laki tidak merasa malu.
· Untuk mencegah pihak lain yang ingin menghalangi hubungan ini.
Inti pembicaraan pada fase ini hanya menanyakan:
· Apakah si gadis……sudah ada yang meminang ?
· Apakah si………..anak dari si…….., dapat menerima jika datang melamar?
3) Mettumae atau Ma’duta
Mettumae atau ma’duta ialah mengirim utusan untuk melamar, merupakan proses lanjutan utuk lebih memastikan dan membuktikan hasil yang dicapai pada fase mammanu’-manu. Duta artinya utusan tediri dari bebrapa pasangan suami istri yang biasanya dari keluarga dekat, pemuka adat dan penghulu agama dengan berbusana secara adat.
Pada fase ini biasanya berlangsung ramai karena disini para utusan berkesempatan menyampaikan maksudnya secara simbolik melalui puisi atau ‘kalinda’da mandar’. Untuk fase ini contoh kalinda’danya sebagai berikut :
Pihak laki-laki :
"Poleang me’oro candring
Dileba turunammu
Tandai mie’
Kalepu di batammu."

Artinya :
“Kami datang duduk menduta
Dikampung halamanmu
Suatu tanda
Cinta kami kepadamu”.
Jawaban pihak wanita :
Uromai pepolemu
Utayang pe’endemu
Maupa bappa
Anna mala sambasse

Artinya :
“ Kedatanganmu kami jemput
Kutunggu maksud hatimu
Semoga beruntung
Kehendak kita dapat bertemu”
Sampai pada kalimat terakhir yaitu
Pihak laki-laki :
Beru-beru dibanyammu
Pammasse’i appanna
Diang tumani
Tau laeng mappuppi
”.

Artinya :
Kembang melati dalam rumahmu
Kuat-kuat pagarnya
Jangan sampai ada
Orang lain yang memetiknya
Jawaban dari pihak wanita :
Beru-beru di boya’i
Masse’ banggi appanna
Takkala ula
I’o nammabuai

Artinya :
“ kembang melati dirumah kami
Pagarnya cukup kuat
Kami sepakat
Engkaulah yang membukanya”.
Menyimak jawaban terkhir dari pihak wanita menendakan bawa lamaran diterima. Dengan demikian fase berikutnya yaitu: “Mambottoi Sorong”. Ketentuan utama dari fase ma’duta adalah :
§ Pihak laki-laki harus membawa uang yang di sebut “pamuai ngnga yaitu uamh pembuka mulut”
§ Segala bahan konsumsi ditanggung oleh pihak laki-laki, dan diantar ke pihak wanita bersamaan pemberitahuan hari mambotoi sorong.
4) Mambottoi Sorong
Sorong atau mas kawin adalah sesuatu yang memiliki nilai moral dan material yang mutlak ada dalam suatu perkawinan. Tanpa adanya mas kawin, perkawianan dianggap tidak sah menurut aturan adat maupun menurut syariat Islam.
Sedang menurut adapt istiadat suku Mandar, “sorong” adalah gambaran harga diri dan martabat wanita yang ditetapkan menurut aturan adat yang disahkan oleh hadat yang tidak boleh diganggu gugat atau ditawar-tawar naik turunnya. Seorang ini adalah milik si wanita yang harus diangkat oleh si pria menurut strata si wanita itu sediri. Sampai saat sorong didaerah mandar dikenal lima tingkatan :
a. Sorong bagi anak raja yang berkuasa menggunakan istialah “Tae” yang nilai realnya berfariasi :
· Satu tae balanipa nilainya 4 real
· Satu tae sendana nilainya 3 real
· Satu tae banggae nilainya 2½ real
· Satu tae pamboang nilainya 2½ real
· Satu tae tappalang nilainya 2½ real
· Satu tae mamuju nilainya 2½ real
· Satu tae binuang nilainya 2½ real
b. Sorong anak bangsawan 180 dan 300 real
c. Sorong Tau anak pattola hadat bisa 120 atau 160 real . Jika sedang berkuasa menjadi anggota hadat bisa 200 real.
d. Sorong tau samar (orang biasa), 60 dan 80 real
e. Sorong to batua (budak), 40 real kemudian sorongnya diambil oleh tuannya.
Semenjak suku mandar, Bugis, Makasar, dan Toraja itu lahir di Sulawesi selatan, telah lahir dan berkembang pula budaya dan adat-istiadat yang mendasari dan mengatur kegiatanya masing-masing.
Bila kegiatannya dilakukan dengan suku yang sama maka tidak akan ada masalah. Kalaupun ada masalah penyelesaiannya mudah karena sama-sama berpegang pada budaya dan aturan adat yang sama. Tetapi bila kegiatan itu, masalnya perkawinan dilakukan oleh suku yang berlainan maka timbul masalah tentang budaya dan aturan adat mana yang akan mendasari perkawianan tesebut.
Jika kedua belah pihak bersikeras ingin menerapkan budayanya masing-masing, maka perkawinan yang seharusnya terlaksana dengan baik, bisa menjadi batal. Yang demikian ini banyak terjadi bagi yang belum mengetahui kesepakatan “aturan adat” di sulawesi selatan yang diletakkan oleh tiga bersaudara yaitu I-TabittoEng Balanipa (Mandar), La Palangki Aru Palakka (Bugis) dan I-Rerasi Gowa (Makassar) sekitar tahun tahun 1460 M yang isinya dalam bahasa Indonesia :
“Orang Mandar dan orang Gowa pergi ke Bona, maka Bonelah dia; orang Mandar dan orang Bone pergi ke Gowa maka Gowalah dia; jiak orang Gowa dan orang Bone pergi ke Manar, maka Mandarlah dia”
Ini mengandung pengertian bahwa orang Mandar dan orang Gowa (Makassar) yang berada di Bone (Bugis) harus menggunakan atau memakai adat-istiadat Bone (Bugis) dan sebaliknya seterusnya
Jika pria Gowa (Makassar) akan melamar wanita Mandar, menurut adat harus datang melamar di Bandar. Karean acara ini dilakukan di Mandar (dalam lingkungan pihak wanita) maka sesuai kesepakatan adat di Sulawesi Selatan yang harus mendasari pelamaran, perkawinan dan seluruh rangkaiannya adalah budaya dan adat-istiadat Mandar, termasuk “sorong” atau “mas kawin” dan sebaliknya seterusnya.
Meskipun ada aturan-aturan adat yang disepakati seperti tersebut diatas, jika ada perselisihan tentang hal ini masih ada jalan lain yang dibenarkan oleh aturan adat dan kaidah yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Sulawesi Selatan selama ini berbunyi :
Matindoi ada’mua’diang sasamaturuang
Artinya :
“Aturan-aturan adat (bisa) tidak berlaku bagi pihak-pihak yang ingin berdamai atau mencari kesepakatan lain yang baik”.
Mambottui sorong artinya memutuskan (menetapkan) mas kawin. Pada fase ini seluruh permasalahan yang berhubungan dengan persyaratan mas kawin dan pelaksanaannya telah dibicarakan dan diputuskan, utamanya mengenai sorong itu sendiri, belanja, waktu pelaksanan akad nikah, paccandring dan lain-lain.
Pada acara ini biasa berjalan ramai dan seru karena “sipappa soro-sorong” artinnya saling desak-mendesak untuk mengabulkan usul masing-masing. Dikatakan ramai karena usul ini biasanya dapat disampaikan secara simbolik dengan kalinda’da Mandar yang contohnya sebagai berikut :
Pihak laki-laki :
“ Poleang ma’lopi sande
Lima ngura sobalna
Merandang jappo
Mewalango ta’garang”
Artinya :
“ Kami datang berperahu sande
Lima urat kain layarnya
Bertali-jangkar lapuk
Jangkarnya juga sudah berkarat”
Satu hal yang harus diperhatikan dalam penyampaikan lamaran kepada pihak wanita yaitu kalinda’da yang digunakan harus yang bersifat merendah hati, tidak boleh menyombongkan diri karena bangsawan, karena kaya, karena pintar, dan lain-lainnya.
Jika tahap pambottuiangan sorong ini mencapai kesepakatan maka tahap selanjutnya dapat dilakukan.
5) Membawa Paccanring
Membawa paccandring adalah pernyataan rasa gembira oleh pihak laki-laki atas tercapainya kesepakatan tentang sorong dan besar belanja. Yang dibawa dominan buah-buahan segala macam dan sebanyak mungkin. Menurut kebiasaan, paccanring ini dibagi-bagikan kepada segenap keluarga dan tetangga, dan pengantarnya harus dengana arak-arakan.
6) Ma’lolang
Adalah perkunjuangan laki-laki bersama sahabat-sahabatnya kerumah wanita. Ini merupakan pernyataan resminya pertunangan dan perkenalan pertama laki-laki yang akan dikawinkan kepada segenap keluarga pihak wanita.
Yang dilakukanya antara lain mengadakan permainan musik Gambus, Kecapi dan lain-lain. Mengenai konsumsi dalam acara ini ditanggung sepenuhnya oleh pihak laki-laki.
7) Mappadai Balaja
Artinya pihak laki-laki mengantar uang belanjaan yang telah disepakati kepihak wanita dengan arak-arakan yang lebih ramai lagi. Ini dilakukan sebelum ‘mata gau’ dan diantar sesuai permintaan pihak wanita.
8) Mappasau
Dilakukan pada malam hari menjelang besoknya persandingan. Mappasau artinya mandi uap, dimaksudkan agar semua bau busuk yang yang mungkin ada pada mempelai wanita menjadi hilang.
Bahannya terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang disebut “daun bunga” sejenis daun pandan dan beberapa campuran rempah-rempah lainnya. Cara melaksanankan pappasaungan ini ialah, bunga dan campurannya berupa dedaunan yang harum baunya direbus dengan air sampai mendidih. Mulut belanga diberi bungkus kain dan di lubangi. Pada lubang tersebut dipasangi saluran saluran bambu. Si gadis menyelimuti tubuhnya engan kain setebal mungkin. Setelah si gadis mengeluarkan keringat dan dianggap sudah memadai selimut dibuka. Setelah itu sigadis dimandikan untuk membersikan sisa-sisa uap yang melekat pada badan si gadis. Sesudah itu selesailah acara Pappasaungan.
9) Pallattigiang
Pallatiang dalam suku Mandar ada 3 yaitu pellattigiang secara adat, pelattigiang adat oleh raja-raja, an pelattigiang secara pauli atau obat.
Pelaksanaan pelattigiang waktunya ada 2 macam :
Bersamaan dengan hari akad nikah
Sehari sebelum akad nikah
Pelaksanaan pellattigiang secara adat harus berbusana lengkap dengan keris di pinggang, khusus pellattiang pauli (obat), busana dan kelengkapan lainnya bebas.
10) Mambawa Pappadupa
Adalah perkunjungan utusan pihak wanita ke rumah pihak laki-laki membawa “lomo masarri atau manyak wangi” dan busana yang akan dipakai pada saat akad nikah. Maksud utama dari padduppa ini adalah pernyataan kesiapan dan kesedian calon mempelai wanita untuk dikawinkan. Ini dilakukan pada malam hari, menuju esonya akan dinikahkan.
11) Matanna Gau
Merupakan puncak dari segenap acara yang ada dalam upacara perkawinan. Pada bagian ini dilakukan arak-arakan yang lebih ramai ari sebelumnya untuk mengantar calon mempelai pria kerumah calon mempelai wanita.
Ada dua hal pokok yang diantar, yaitu calon mempelai laki-laki dan mas kawin. Mas kawin dipantangkan bepisah dari calon mempelai laki-laki sebelum di serahkan pada wali mempelai wanita. Untuk meramaikan iring-iringan turut diantar barang-barang yang diatur sebagi berikut :
Lomo atau minyak dimaksudkan agar acar berjalan dengan mulus dan jika ada kesulitan mudah penyelesaiannya.
Gula atau manis-manisan, dimaksudkan agar pelaksanaan acara berjalan dengan baik.
Kappu bunga-bungaan atau harum-haruman dimaksudkan agar kemulusan dan kebaikan pelaksanaan acara ini tersohor di segenap penjuru.
Masi-masigi dimaksudkan agar calon pihak mempelai pria dan wanita senantiasa searah dan keseinginan, dan sekaligus menjadi tanda bahwa yang diarak ini beagama Islam.
Bualoa artinya seperti pajak dari nilai kesepakatan. Ini dibagi-bagikan oleh adapt dalam upacara.
Kelompok pengantar dari golongan wanita.
Calon mempelai pria bersama mas kawin yang dibawa oleh seorang laki-laki kuat asmnai dan rohani serta dapat dipercaya.
Kelompok pengantar laki-laki.
Kelompok musik rebana.
Calon pengantin pria bersama sorong dan pembawanya berada dibawah payung. Setelah calon mempelai pria tiba dihalaman rumah calon pengantin wanita, dia dijemput oleh seorang famili dari mempelai wanita. Sesampai di tangga diemput dengan taburan beras ini dimaksudkan agar kedua suami-istri kelak dapat membangun rumah tangga yang makmur, berbahagialahir dan batin.
Urutan acara pada mata gau :
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an
- Pellattingiang berlangsung bersama-sama dengan tarian
- Penyerahan mas kawin
- Penyerahan perwalian dari wali calon mempelai wanita kepada orang yang akan menikah
- Pelaksanan ijab Kabul
- Pengucapan ikrar mempelai pria terhadap mempelai wanita
- Mappasinga’ang artinya melakukan pegangan sah yang pertama.
- Pemasangan cincin kawin bergantian
- Saling menyuapi makan
- Memohon doa restu ke-4 orang tua, dan sanak famili yang lain dari ke-2 belah pihak
- Kedua mempelai duduk bersama di pelaminan untuk menerima tamu.
12) Nilipo
Merupakan kunjungan keluarga pihak mempelai pria keruamh mempelai wanita. Ini dilakukan paling tidak 3 kali berturut-turut setiap malam sesudah salat isya.
Ini dimaksudkan untuk mempererat hubungan kekeluargaan antara kelurga kedua belah pihak. Kesempatan ini pula diadakan acara ‘mappapangino’ yaitu mempelai laki-laki mencari, memburu dan menangkap memoelai wanita.
13) Mando E Bunga
Artinya mandi bunga untuk menharumkan dan membersihkan diri dari hadas besar yang mungkinterjadi sesudah akad nikah. Ini dilakukan bersama-sama kedua mempelai dalam tempayan yang satu, untuk memasuki tahap berikutnya.
14) Marola atau Nipemaliangngi
Marola artinya mengikut atau rujuk ialah perkunjungan kedua mempelai kerumah mempelai pria. Kegiatan ini dilakukan hanya untuk bersenang-senang, bermain musik dan lain-lain. Kesempatan ini biasa orang tua pria melakukan pemberian barang-barang berharga seperti tanah, perkebunan, rumah dan sebagainya sebagai pernyataan syukur dan gembira terhadap terlaksananya perkawinan tersebut.

sumber http://karewamandar.blogspot.com

Niuri Tobattang (Pijatan Orang Hamil Mandar)


Niuri dalam masyarakat Mandar adalah Dipijat dalam hal ini upaya penyelamatan lahirnya seorang bayi. Bagi wanita utamanya yang baru pertama kalinya hamil sudah menjadi tradisi (kebiasaan) diadakan acara niuri dalam masa kehamilan 7 sampai 8 bulan.
Untuk melaksanakan acara ini, yang lebih dahulu disiapkan yaitu : Kue-kue sebanyak mungkin, ayam betina satu ekor, tempayan berisi air, kayu api, beras dan lain-lain. Tata cara melaksanakan sebagai berikut :
  1. Wanita yang akan niuri duduk bersanding dengan suaminya, keduanya dalam busana tradisional lengkap. Wanita boleh memakai perhiasan emas seperti pattu’du boleh juga memakai boko atau pasangan berwarna biru atau putih. Keduanya disuruh memilih kue-kue yang muncul diseleranya masing-masing. Jika yang dipilih yang bundar misalnya : Onde-onde, gogos dan semacamnya maka diperkirakan akan lahir bayi laki-laki. Jika yang gepeng-gepeng misalnya : Pupu, kue lapis, katiri mandi dan semacamnya, diharapkan akan lahir seorang bayi wanita.
  2. Sesudah makan bersama, istilah Mandarnya “nipande mangidang” orang yang akan niuri dibaringkan oleh “sando peana” atau “dukun beranak” dihamparan kasur di lantai rumah. Setelah dibaringkan si dukun menaburkan beras di bagian dahi dan perut to-niuri. Kemudian ayam yang telah tersedia yang sehat dan tidak cacat di suruh mencocot beras-beras yang bertaburan tadi sampai habis.
  3. Masih dalam posisi berbaring, si dukun mengambil piring yang berisi beras ketan, telur dan lilin yang sedang menyala diletakkan sejenak di atas perut lalu ke bagian dahi, kemudian diayun-ayunkan beberapa kali mulai dari kepala sampai ke kaki. Sesudah itu ayam pencotot tadi dilambai-lambaikan ke sekujur tubuh toniuri sebanyak 3 atau 5 atau 7 kali. Sesudah itu dilepaskan melalui pintu depan dan toniuri di bangunkan.
  4. Selesai tahap ke-3,toniuri diantar ke pintu depan rumah kemudian diambil kayu-api yang masih menyala, lalu dipegang diatas kepala. Setelah itu diambil air yang telah dicampur dengan burewe tadu, bagot tuo, ribu-ribu, daun atawang dan daun alinduang, dan dengan timbah khusus disiramkan di atas kayu api langsung ke kepala dan membasahi seluruh tubuh serta memadamkan api yang masih menyala di kayu api. Sesudah itu secepatnya kayu api yang sudah padam dibuang ke tanah. Seluruh busana yang dikenakan oleh toniuri diserahkan kepada si dukun untuk dimiliki. Dalam istilah Mandarnya disebut “nilullus”. Menimba air cukup 14 kali saja.
Sementara seluruh tahap-tahap peurian berlangsung bagi keturunan bangsawan yang ada darah Bugis-Makasarnya, alat musik sia-sia dibunyikan terus dengan lagu-lagu bersifat doa yang contohnya sebagai berikut :
Alai sipa’uwaimmu
Pidei sipa’ apimmu
Tallammo’o liwang
Muammung pura beremu

Artinya :
“Ambil sifat airmu (gampang mengalir)
Padamkan sifat apimu (panas)
Keluarlah engkau
Membawa takdirmu”.
Uwai penjarianmu
Uwai pessungammu
Uwai pellosormu
Uwai pellene’mu
Uwai peoromu
Uwai pellambamu
Uwai atuo-tuoammu
”.

Artinya :
“Engkau tercipta dari air
Keluarlah merangkak, duduk dan berjalan seperti lancarnya air mengalir.
Murahlah rezekimu an dingin seperti air”.

Ada beberapa maksud-maksud tersembunyi dalam upacara niuri ini yaitu :
  • Menimba air 14 kali, dimaksudkan agar si bayi setelah dewasa, memiliki wajah seperti bulan purnama.
  • Bangot tuo yaitu semacam tumbuh-tumbuh biar dimana saja gampang tumbuh dan tumbuh subur. Bangong artinya bangun dan tuo artinya hidup. Dimaksudkan agar si bayi sampai dewasa tetap sehat bugar.
  • Ribu-ribu juga semacam tumbuh-tumbuhan yang bunganya lebih banyak dari pada daunnya. Ini dimaksudkan agar si bayi setelah dewasa menjadi orang kaya.
  • Daun atawang, dimaksudkan agar si bayi tetap terhindar dari penyakit.

Kalindaqdaq - Syair/Puisi khas Mandar

KALINDAQDAQ
I. PENDAHULUAN
Jika kita menengok ke belakang, menelusuri lintas sejarah di Litaq Polewali Mandar, tak dapat dimungkiri bahwa nama Bumi Balanipa ini, adalah nama yang paling paten dan monumentum sejarah yang bisa bertutur banyak tentang masa lampau yang teramat jauh kebelakang dengan segudang kearifan leluhur dari berlapis-lapis generasi, yang bisa jadi panduan untuk memotivasi diri menapak penyesuaian masa kekinian dan selanjutnya menyongsong hari esok buat generasi pelanjut kita.

Yang kedua tak dapat dibantah bahwa Bumi Balanipa ini, sentralnya ungkapan-ungkapan leluhur yang penuh sopan, dan gerak langkah yang penuh santun, suatu bukti dengan melalui salah satu ugkapan, yang mana ungkapan ini sudah membudaya di masyarakat Mandar, utamanya di Balanipa ini dan ungkpan tersebut sampai detik ini, tak pernah lapuk karena hujan, tak pernah lekang karena panas, yang mengatakan :

"NA TAMA DI BALANIPA, MAINDANG KEDO PUANG, NAUPOKEDOI NAUNG MOLIMBO-LIMBO". (Saya akan ke Balanipa, meminjam/memeperhatikan tegur sapa yang sopan, gerak langkah yang santun, demi kucontohi, kuikuti untuk menghadiri acara-acara resmi).

Justru itulah para tokoh budayawan Mandar, sebahagian besar mengatakan, bahwa sastra Mandar ini, utamanya di Bumi Balanipa, dapat dibagi tiga point, yakni :

1. Kalindaqdaq
2. Pappasang
3. Pemanna

II. KALINDAQDAQ

Ciri kalindaqdaq, seperti umumnya puisi, adalah keterbatasannya, ketakbebasannya, yang membedakannya dengan toloq, karena toloq, seperti umumnya prosa, lebih bebas, lebih leluasa dalam bentuk dan aturan-aturan pengucapan.

Seperti halnya pantun Melayu, tembang Jawa, kelong Makassar, Elong Bugis, dan londe Toraja; maka kalindaqdaqpun diikat oleh syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi : jumlah larik dalam tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap larik, dan irama yang tetap.

Menurut kebudayawan Mandar, kalindaqdaq Mandar mempunyai bentuk :

a. tiap bait terdiri atas 4 bait larik (baris).
b. larik pertama terdiri atas 8 suku kata.
c. larik kedua terdiri atas 7 suku kata.
d. larik ketiga terdiri atas 5 suku kata.
e. larik keempat terdiri atas 7 suku kata.
f. merupakan puisi suku kata.
g. Persajakan kalindaqdaq umumnya bebas, meskipun ada juga yang bersajak-akhir aaaa, abba, aabb.2)

Tema-tema kalindaqdaq :

1. humor (kalindaqdaq pangino)
2. satire (kalindaqdaq paelle)
3. kritik sosial (kalindaqdaq pappakaingaq)
4. pendidikan/nasihat (kalindaqdaq pipatudu)
5. keagamaan (kalindaqdaq masaalla)
6. kejantanan/patriotisme (kalindaqdaq pettomuaneang)
7. percintaan/romantik (kalindaqdaq to sipomongeq).

III. KALINDAQDAQ PANGINO (PUISI HUMOR)

Mua matei paqbokaq
Da mu balungi kasa
Balungi benu
Tindaqi passukkeang

(Kalau meninggal petani kopra
Jangan kafani kain kasa1)
Kafani saja serabut kelapa
Passukkeang2) jadikan nisannya

Indi tia to muane
Kande-kande sarana
Tiakkeqna kaca gommo
Magallisnaq domai.
(Aku ini pahlawan
Pahlawan dalam kue-kue
Terangkatnya toples
Habis, bersih, disikat tanpa sisa).



Indi tia to muane
Makko kaiyang sarana
Meloq si pattombangan di ule-ule bue
Meloq siruppuang kasippi.


(Aku ini pahlawan
Selalu memperhatikan mangkok besar
Rela sama bergelimang di bubur kacang hijau
Ikhlas lebur bersama kasippi1)


Indi tia to muane
Bolu peranggi sarana
Meloq di cingga, dipasicingga kue lapis
Melo si accurang sakko-sakkoq2.

(Aku ini pahlawan
Adalah mitranya kue bolu paranggi
Rela diwarnai, bersama kue lapis
Ikhlas hancur bersama sakko-sakko).


Indi tia passikola
Buku tulis sarana
Meloq dibaca
Meloq dipanulissi

(Aku ini anak sekolah
Adalah pencintanya buku tulis
Siap untuk dibaca
Sedia untuk ditulis).

IV. KALINDAQDAQ PAELLE (PUISI SATIRIK)

Polei paqlolang posa
Pesiona balao
Soroqmo dolo
Andiang buku bau

(Telah bertandang seekor kucing
Yang mengaku utusan tikus
Sudahlah, pulanglah
Disini tidak ada tulang-tulang ikan).

Mane dioi di baqba
Ibussang baba bua
Tirimba posa
Naola penawannaq.

(Baru ada diambang pintu
Si rakus gendut
Terhalau kucing
Ditimpa hembusan nafasnya).

Landuri diong I lissi
Punno lisseq tondonnaq
Timbeq-i naung
Sarappiq1) saq uyungan.

(Lewat dijalan si Lissi
Penuh kutu kepalanya
Lempari kebawah
Sisir rambut seikat).

Landuri diong I Kaco
Massoppoq patti loqbang
Meloq disanga
Pole ditana Jawa

(Lewat jalan si Kaco
Memikul peti kosong
Mau dikata
Datang dari pulau Jawa).

V. KALINDAQDAQ MAPPAKAINGAQ (KRITIK SOSIAL)

Pitu tokke pitu sassa
Sattindorang buliliq
Sangnging ma uwang
Baleri tomawuweng.

(Tujuh tokek tujuh cecak
Dan seiringan kadal
Semuanya berkata
Genit lagi si orang tua).

Muaq diang to mawuweng
Baler mendulu
Alangi rottaq*)
Patuttuang tondinnaq

(Bila ada orangtua
Genit kembali
Ambilkan sendok nasi
Pukulkan ke tengkuknya).

Mau ana?, mau appo
Mau biya, mau perruqdusang
Mattedoang koyokang
Ito tambeasa maq gau.

(Namun anak kandung, maupun cucu
Sekalipun cibirang tulang, kendatipun keturunan
Menendang kobokan
Orang tak pernah menduduki fungsi).

Innami takkeamaq lino
Tattallang dunnia
Poppor loka
Musanga uru sei.

(Bagaimana tidak akan kiamat bumi
Tak kan tenggelam dunia
Tandang pisang yang dibawah
Disangka tandang pisang yang diatas).

Di pebulu dami manu
Di pemarabe dami
Andiang tomi
Di peillang sissiqna.

(Bulunyalah ayam yang dilihat
Mahkota indahnya yang dipandang
Tiada perlu lagi
Diperhatikan sisik keberadaannya).

Pammanauangi tuq-u paqmai
Mua ita to tuna
Pammongeangi tuq-u ate
Muaq ita to kasi-asi.

(Sedih nian sanubari
Bila kita orang hina dina
Sakit nian hati
Jika kita orang miskin).

VI. KALINDAQDAQ PIPATUDU (PUISI PASTORAL)

Dipameang pai dalle
Dileteangngi pai
Andiang dalleq
Mambawa alawena.

(Rezeki harus dicari
Dan dibuatkan titian
Tiada rezeki
Yang datang sendiri).

I Cicci paq manini
Kaiyang simbolongnaq
Di pettuppuang
Diperauang sorong.

(Si puteri kesayanganlah kelak
Besar indah sanggulnya
Dipertahankan/dikokohkan
Dimintakan mas kawin).

Nadiondoq-i I Cicci
Na di damo-damoi
Tuo marendeng
Diang bappaq dalleq-na.

(Diayun puteri kesayangan
Dengan belaian kasih sayang
Panjang umur
Semoga mendapat rezeki).

Diang dalleq mulolongan
Daq mu gula-gulai
Andiang tu-uq
Nasadia-diannaq.

(Ada rezeki diperoleh
Jangan diroyalkan
Sebab tidak akan
Selalu ada).

Usurung mallete lembong
Matindo manu-manu
Maq ayumai
Dalle pole dipuang.

(Walau harus menyeberangi lautan
Tidur laksana burung
Demi berikhtiar/berusaha
Rezeki dari Yang Maha Kuasa).

VII. KALINDAQDAQ MASAALA (PUISI RELIGI)/AGAMA

Disebut kalindaqdaq masaala, karena berisi masalah-masalah keagamaan.itulah sebabnya kalindaqdaq masaala umumnya terdiri dari dua bait. Bait pertama mengajukan masalah, bait kedua memberikan jawaban.

Inna sambayang-sambayang
Sambayang tongang-tongang
Meloq u issang
Meloq uu ajappui.

(Mana sembahyangnya sembahyang
Sembahyang yang sebenar-benarnya
Ingin kutahu
Ingin kuyakini)

Indi sambayang sambayang
Sambayang tongang-tongang
Tandi kedoang
Napakedo alawena.

(Inilah sembahyangnya sembahyang
Sembahyang yang sebenar-benarnya
tidak digerakkan
digerakkan dirinya sendiri).

Ahera oroang tongan
Lino dindan di tiaq
Borong to landur
Leppang dipettullungngi.

(Kampung akhirat tujuan akhir
Dunia ini hanya pinjaman
Ibarat musyafir
Sekedar singgah untuk berteduh).

Meillong domai ku?bur
Siola sulo-oq mai
Oroang ku?bur
Taq lalo mappttannaq.

(Dunia kubur memberi isyarat
Hendaklah anda siapkan obor
Sebab disana diliang kubur
Gelap gulita tiada taranya).

Sambayang di tiaq tu-uq
Namaka di pesulo
Kedo macoa
Namaka di pekasor.

(Sembahyang itulah yang paling baik
Dijadikan obor dalam kegelapan
Karya yang mulia
Bekal yang cocok dijadikan kasur).

Tandi soppoi sambayang
Tandi teweq-i jenqne
Iyamo tiaq
Maparri di pogau.

(Tidak akan dipikul sembahyang
Tidak akan dijinjing wudhu
Itulah dia
Sukar dilaksanakan).

Manu-manu apa tiaq
Pole di dappingallo
Zkkir bambaqna
Koroang pecawannaq

(Burung apa gerangan
Yang datang disaat subuh
Zikir suaranya
Al-Qur?an tawanya).


Apa ande di suruga
Pewongan di alleqna zikkir
Tambottuq
Lailaha Illallah.

(Apa gerangan santapan di surga
Bekalan diperantaran zikir
Yang tak pernah putus
Kalimat Lailaha Illallah).

Manu-manu disuruga
Saiccoq pole boi
Mappettuleang
To sukku sambayanna.

(Burung indah penghuni surga
Senantiasa datang mengintai
Mengintai dan menanyakan
Orang yang sempurna shalatnya).

Passambayang mo-oq dai
Pallima wattu mo-oq
Iyamo tu-uq
Pewongan diahera.

(Hendaklah anda tegakkan shalat
Lima waktu selalu sempurna
Sebab itulah bekal abadi
Menuju hari kemudian).

Apamo di tiri alang
Di parakkaqna dunnia
Annaq mikkeqde
Boyang sambua-bua.

(Apa yang diciptakan alam
Dalam membangun dan menata bumi
Sehingga berdiri
Rumah yang satu-satunya).

Boyang sambua di lino
Daq dua arriannaq
Pitussulapa
Pitu pepattoang.

(Rumah satu di dunia
Dua tiangnya
Tujuh sudut
Tujuh jendelanya).


Boyang dilalang di kaodong
Pitu sawa-sawannaq
Mesa tibua
Pura dipepattoi

(Rumah didalam kenangan abadi
Tujuh bubungan atapnya
Satu terbuka
Semuanya ditempati mengintai).

Pappeyappu daq di Puang
Di tajallinna Muhamma
Rapangi tu-uq
Bilang sappulo appe.

(Keyakinanlah kepada Yang Maha Kuasa
Sinar dan cahaya Muhammad
Bagaikan
Bulan purnama raya).


Pappeyappu daq di Puang
Tannaratang paindoqna
Si pekkedeang nurung
Anna Muhamma.

(Keyakinanlah kepada Yang Maha Pencipta
Betapa terang cemerlangnya
Sejajar dan searah nurung
Dengan Muhammad).

Muaq polemi manini
Di andiang rapanganna
Iya issanna
Lailaha Illallah.

(Bila tiba kelak
Yang tiada perumpamaannya
Didalam pengetahuannya
Oleh Yang Maha Agung).

Ayappui tonga-tongan
Rokonna asallangan
Iyamo tu-uq
Pewongan di ahera.

(Pahami yang sebenar-benarnya
Semuanya rukun Islam
Sebab itulah
Bekal akhirat kelak).

Bismillah akkeq letteqna
Alepuq pelliaqna
Turang loana
Lailaha Illallah.

(Bismillah angkat kakinya
Alif langkahnya
Tutur katanya
Lailaha Illallah).

VIII. KALINDAQDAQ PETTOMUANEANG (PUISI PATRIOTISME)

Indi tia to muane
Bannang pute sarana
Meloq di bolong
Meloq di lango-lango.

(Aku ini pahlawan
Adalah benang putih
Yang siap basah
Menghadapi warna apapun).


Muaq tongano muane
Pattandai mo-oq galung
Nadiengei
Sipettombangan cera.

(Bila anda betul pahlawan
Tunjukkanlah lokasi dan lapangan
Akan di tempati
Sama bergelimang di telaga darah).


Menangi kaccang tunggara
Menangi na sumobal
Tanda mokau
Tuali di lolangan.

(Semakin kencang angin tenggara
Semakin layar terkembang
Suatu pertanda pantang mundur
Balik surut dari samudera luas).


Takkalai di sobalang
Dotai lele ruppu
Dadi nalele
Tuali di labuang.

(Sekali bahtera layar terkembang
Karam dan hancur tak kuhiraukan
Asal tidak gempar terseriar
Balik surut ke pangkalan semula).

Muaq purami di palandang
Pemali diliaiq
Muaq purami di pobambaq
Pemali di peppondoq-i.

(Jika sudah terbentang
Pantang dilangkahi
Bila sudah diikrarkan
Pantang membelakangi).

Muaq purami di pau
Purami di poloa
Daq leqba tia
Soroq tammappasaqbi

(Bila kita sudah berucap
Jika mulut sudah berbincang
Jangan sampai mencoba diri
Surut menghilang tanpa pamit).

Dotai sisaraq
Salakka annaq uluttaq
Dadi tia sisaraq
Loa tongatta.

(Lebih baik berpisah
Badan dengan kepala
Dari pada berpisah
Ungkapan yang telah diucapkan).

Dotai tau sisaraq
Maraqdiatta
Dadi tia sisaraq
Assamalewuangtaq.

(Lebih baik kita berpisah
Pemimpin kita
Dari pada berpisah
Persatuan dan kesatuan kita).

Namanetteaq lipa
Sureq di sigayangngi
Puccana cera
Birinnaq mata gayang.

(Aku akan menenung sarung
Corak saling bertikaman
Kepala coraknya darah
Pinggirannya mata keris).

Tania passobal
Muaq mappelinoi
Lembong di tiaq
Mipatada di pottanaq.

(Bukan awak perahu
Bila menunggu tenangnya ombak, redanya badai
Sebab ombaklah
Yang membawa hingga dapat tiba di daratan).

Tania to muane
Muaq jiripai gayang
Attonganang di tiaq
Di sanga to barani.

(Bukan pahlawan
Bila harus ada keris terselip di pinggang
Karena keadilan dan kebenaranlah
Yang dikatakan kesatria).

IX. KALINDAQDAQ TO SIPOMONGEQ (PUISI ROMANTIK)

Pitu buttu mallindungi
Pitu taq-ena ayu
Purai accur
Naola saliliq-u.

(Tujuh gunung menghalangi
Tujuh dahan kayu
Semua rata semuanya hancur
Dilanda rinduku).

Batu toyang dilolangan
Peatallangngoq-o naung
Apaq nanaolai
Lopinna tomasara nyawa.

(Wahai batu dan karang di tengah samudera
Tenggelam dan karamlah engkau
Karena akan dilintasi
Perahunya kelana yang merana).

Ulamung batui sarau
Di naunna ende?mu
Jappoq-I batu
Tanjappoq passengaq-u

(Kubenamkan cintaku, bak membenam batu
Di bawah tanggamu
Batu hancur
Tapi kerinduanku tak akan luntur).

Nalayangangmi cinnaq-u
Naliliang sarau
Iqdai mala
Dipasima-simangngi.

(Diterbangkannya harapanku
Dilayangkan harapanku
Tak dapat lagi
Untuk menahannya).

Mapanraq sonaiq toaq
Mongeaq sonai toaq
Muaq iq-o bandi
Usimonge-mongeang.

(Susah dan merana tak kan mengapa
Sakit pedih biarkan daku
Asalkan dikau
Membalas kasihku).

Ukolliangi sarau
Di lisu simbolongmu
Mau matindo
Muilalai toaq.

(Kuikatkan tanda kasihku
Di pusat sanggulmu
Biarpun kau nyenyak tidur
Kan terkenang juga kepadaku).

Pattuaq mannawa-nawa
Saqulaq mattimbangngi
Maupaq bandi
Muaq na teqtoq iq-o.

(Sulit sungguh memikirkan
Sukar nian merenungkan
Mujurlah diri
Bila engkau demikian jua).

Beru-beru baqbar-aoq
Pandeng malassuq-aoq
Napuppi-aoq
Ito pammalanreang.

(Melati, janganlah engkau mekar
Nenas, janganlah engkau layu
Jangan sampai di petik
Oleh insan yang pembosan).

Beru-beru penggilingmu
Bunga lawar passoemu
Bunga tipussuq
Peitammu leqmai.

(Bunga melati pandanganmu
Kembang mawar ayunan tanganmu
Bunga mekar harum
Lirikanmu terhadapku).


Iqda naung nameita
Allo naung natambus
Assirumungannaq
Matanna to salili.

(Kutak ingin memandang kesana
Sang surya yang akan terbenam
Karena di ufuk sana, perpaduannya
Mata yang dilanda kerinduan).

Diang lao to salili
Pepattoang naluba
Apaq iyau
Nyawau namalai

(Orang yang dilanda arus kerinduan
Kepada jendela segera bergegas
Kiranya aku
Jiwa raga ingin melayang).

Inggai para sumobal
Sipandalle-dalleang
Andiang dalle
Itamo sipodalle

(Marilah kita sma berlayar
Sama mengadu nasib
Tiada untung dan rezeki
Kiranya kitalah saling menerima rezeki).

Meapa ami mongeqna
To manniaq tandottong
Titedo dua
Annaq kindo diellongngi.

(Bagaimana niang sakit parahnya
Yang diidam-idamkan tiada terwujud
Kiranya hanya kaki tersandung
Ibunda yang dipanggil).

Accur tongani ateu
Marere rapang sia
Sawaq batammu
Usenga, usalili.

(Betapa remuk redamnya hatiku
Hancur luluh bagaikan garam
Disebabkan tubuhmu
Yang selalu kukenang, senantiasa kurindukan).

Mazdondonna duambongi
Annaq maullung allo
Damoq pettule?
Salili-uq motu-uq.

(Besok lusa
Manakala langit mendung
Tak usahlah anda bertanya
Itulah pertanda kerinduanku).


Tambar ditippa manini
Pauli ditit topa
Annaq massau
Garring di alaweu.

(Air penawarmulah kelak
Pun minyak obatmu jua
Yang mampu menyembuhkan
Demam yang ada pada diriku).

Tennaq rapangdaq uaiq
Lambaq lolong lomeang
Mettonang banda
Dinaunnaq endeqmu.

(Seandainya aku laksana air
Mengalir kesana-kemari
Maka aku berlinang
Dibawah naungan tanganmu).

Musaq diang bura lembong
Disambah di uluang
Damo pettuleq
Saliliq-u motu-uq.

(Jika ada putihnya hempasan ombak
Menghempaskan diri di buritan
Janganlah anda bertanya
Itulah arus kerinduanku).

Usurungani matindo beke
Di naunna ende?mu
Mattattangai
Pendai perrawummu.

(Kusengaja tidur laksana kambing
Di bawah naungan tanggamu
Menunggu dan menanti
Naik dan turunmu selalu).

Inggai para mattinja
Para malloa-loa
Batattaq bappa
Mala dai si pake.

(Marilah kita berikrar
Sama berjanji
Semoga hubungan yang penuh kenangan ini
Dapatlah hendaknya terjalin dengan mesrah).

Muaq lesseaq malai
Annaq maullung allo
Damo pettule
Saliliq-uq motu-uq.

(Bila aku telah pulang
Kemudian langit mendung
Tak usahlah anda bertanya
Itulah cahaya kerinduanku).

Diang sarau saicco
Uputi daun camba
Arangi tiwua
Muaq tania iq-o.

(Ada kasihku sedikit
Kubungkus daun asam
Pantang dan haram terbuka
Jika bukan anda yang membukanya).

Tennaq uitadi dai
Bittoeng sippaqtummu
Iqda matindo
Muaq iqdai tambus.

(Seandainya aku melihat ke atas
Cahaya bintang di atasmu
Justru aku tak akan tidur
Sebelumnya ia terbenam).

Usanga bittoeng raqda
Dibaqbana songimmu
Ikandi palakang
Manggiling loqdiannaq.

(Kusangka bintang jatuh terkapar
Dimuka pintu kamarmu
Kiranya dinda
Memutar balik cincinnya).

Tennaq diang di adaqna
Lolong tama uwai
Mappatubanda
Sallang memonge-monge.

(Seandainya ada adat kebiasaan
Air mengalir ke hulu
Aku akan mengirim
Salam yang merisaukan dan merindukan).

Lappaqmi iyau letteq-u
Kambang pegallangaq-u
Mapponayoi
Matanna alawemu

(Sakit dan parah kakiku
Mengembang betisku
Mundar-mandir
Demi memperhatikan kecantikan tubuhmu).

Monge-monge paq iyau
Annaq tonande gayang
Tonande gayang
Tonande gayang diang pauliannaq.

(Betapa parah dan sakitku
Lebih parah dan sakit dari pada orang yang bertikam keris
Yang tertikam keris
Masih ada usaha dan pengobatannya).

Inai tosara baru
Nalloi-naurangngi
Sara barunna
Itosoro mamboyang.

(Hasrat suci, cinta murni siapa gerangan
Dijemur dihujani
Hasrat suci, cinta murninya
Insan yang telah berantakan rumah tangganya).

Tania tozdi batangngu
Na naposara batangmu
Batang to tuna
Taq-e to kasi-asi

(Bukannya diri pribadiku yang dimaksud
Yang dimaksudkan oleh diri pribadimu
Pribadinya orang hina
Tangkainya orang miskin).

Uru-uru name endeq
Gayang napetaeng
Pindaq-duanna
Kowi kaiyang damo.

(Awal mulanya naik ke tangga
Keris yang diselipkan
Setelah kedua kalinya
Parang besarlah sudah).

Gau tongappai iyau
Sara mennassa topa
Annaq tiwua
Temunganna nyawau.

(Tindak laku yang mulia
Hasrat suci yang jelas
Yang akan mampu membuka
Tabir pintu kalbuku).

Tenna dazda tarring kambu
Tarring pokki loloqna
Muwatta banda
Muala polattangan.

(Seandainya aku bukan bambu jelek
Bambu yang terpotong ujungnya
Justru anda akan menebang
Digunakan untuk lantai).

Tennaq dazda bale beong
Bale mate kindoq-u
Natuna banda tia
Nasirua-ruai

(Seandainya aku tidak segera yatim
Takkan segera ditinggalkan ibunda
Hina dan papa
Tidaklah seberapa, dan tidaklah berarti).

Meita dai di bulan
Pai-paindo pai
I'da naindo
Apaq tuna iyau.

(Kulancarkan pandanganku ke atas rembulan
Aduhai, betapa cemerlang dan bercahayanya,
Hanya aku yang tak disinari sinarnya
Karena aku hina dan papa).

Rappei tona murappe
Rappe toa iyau
Sangga iyau
Namusala murappe.

(Sebut dan kenanglah orang yang anda kehendaki
Aslkan aku juga disebut dan dikenang
Jangan sampai hanya aku
Dilupakan disebut dan dikenang).

Meapaami mongeqna
To mannia tan dottong
Ti tezdo dua
Annaq kindo diellongngi.

(Bagaimana sakit parahnya
Orang yang mencita-citakan tiada tercapai
Tersandung kaki sedikit
Ibunda yang dipanggil-panggil).

Mongea monge di lalang
Magarring ida' limbang
Mongea nasurungang
Batang di alawena.

(Betapa parah dalam jiwaku
Demam dalam yang tak nampak
Parah disebabkan
Tubuh jelita dihayatnya).

Rapangaq dai di makka
suju di Baitullah
wattu meloqmu
sioro-oroang.

(Bagaikan aku ke Mekah
Sujud di Baitullah
Sewaktu anda bersedia
Duduk bersamaan).

Accur tongani ateu
Marere rapangi sia
Sawa batangmu
Usenga-usalili

(Betapa hancur luluh hatiku
Hancur laksana garam
Di sebabkan tubuh indahmu
Senantiasa kukenang dan kurindukan).

Mane meppusui pandeng
Diongmaq di naunnaq
Accilakaq-u
Baqbarmi taq utara.

(Kiranya nenas baru berkuncup
Aku telah bernaung di bawahnya
Aduhai, malangku
Ku tak tertahan setelah mekar).

Inai marroyong bulan
Annaq raqbas bittoeng
Ibaju calla
Manggeser lodiannaq.

(Siapa gerangan menggoyang sang rembulan
Sehingga bintang-bintang bertaburan
Kiranya si baju merah
Memutar balik cincinnya).

Omas diting di rupammu
Tiqdi naung di lita
Polei naung
Jari ittangjamarroq.

(Keringat yang ada di wajahmu
Jatuh berlinang membasahi bumi
Kiranya tiba
Menjelma intan dan zamrud).

Mane diongo-o di toyang
Ulagai mo-oq naung
Tuo-oq dai marendeng
Batattaq nasipake.

(Sejak anda di ayunan
Aku telah mencumbu dan merayu
Selamat dan panjang umur
Semoga terjalin kasih dan mesrah).

Doq-a apa mu podoq-a
Merrawung di boyangmu
Annaq di aya
Cahayana Muhamma.

(Doa apa gerangan yang anda pakai
Maninggalkan ruangan rumahmu
Sehingga di wajahmu
Memancarkan cahaya Muhammad).

Mau musassang endeqmu
Mulollor mata gayang
Mendai toa
Apa pandeng di aya.

(Sekalipun ranjau di tanggamu
Diselipkan mata keris
Aku akan tetap naik
Karena gadis cantik di atas).

Lipaq seqbena kindo-u
Lipaq di lappeannaq
Moka muaq
Paccowa-cowa tibua.

(Sarung sutera ibundaku
Sarung sutera yang dilipat rapi
Aku tak sudi
Kiranya percobaan belaka).

Iqda nande paulimmu
Issi buli-bulimmu
Nandea tiaq
Gariting di lindo?mu.

(Aku tak mempan dengan minyak penawarmu
Sebagai isi botol kecilmu
Tetapi aku mempan
Dengan keritingmu yang menawan).

Tekena di pale limammu
Tulisa di matammu
Dipikkini?mu
Rappeq-rappeqana.

(Rangkaikanlah tanda tangan di tanganmu
Hiasilah tulisan di matamu
Dikedipan matamu
Kiranya merayu dan membisik).

Usurung matindo beke
Dinaunnaq ende?mu
Mattattangai
Pendai perrawummu.

(Kusengaja tidur laksana kambing
Di bawah naungan tanggamu
Menunggu dan menanti
Nauk turunmu selalu).

Madondonna duambongi
Annaq ajal mendiolo
Annaq rappeq-o manini
Baca-bacana sokkol ande kawengmu.

(Besok atau lusa
Aku meninggal duluan
Kemudian engkau melangsungkan pernikahan
Tolong dibacakan nasi ketan pernikahanmu).

Apa diting mupikirri
Apa munawa-nawai
Ande? matammu
Di oroannaq bandi.

(Apagerangan dipikirkan
Apa yang dikenangkan dibayangkan
Pilihan matamu
Tetap jua ditempatnya).

Innaq-di pura loata
Masseq pulu-pulutta
Tassigilingan mata
Di tau laeng.

(Mana ungkapan kita yang telah dimufakati
Yang kokoh kuat didalam janji
Tak kesana kemari lagi mata menengok
Kepada orang lain).

Pallaq-do ioq palakang
Iqda mupaessanni
Iqdami dissang
Masara dilaenna.

(Kiranya telah pudar kasihmu
Tanpa memberi tahu padaku
Justru sudah tak tahu
Mencari lagi dilainnya).

Sipasaqbi di tiaq tau
Muaq nasipallangi
Annaq dissangi
Masara dilaennaq.

(Seharusnya kita saling pamit
Bila ingin berpisah
Agar kita tahu
Mencari lain lagi).

Iqda lao nasalopo
Di topammaleleang
Dioa? manini
Annaq malele bomo.

(Aku tak ingin berkenalan
Kepada orang pembosan
Jangan sampai sudah mesrah hubungan
Dia sudah bosan lagi).

Iqda napasang kindo?-u
Pallaq-I, pallaq to-oq
Ia pasannaq
Pallaq-I, salopo-iq.

(Tidak dipesan ibundaku
Bila dia ingkar, engkau juga ingkar
Bahkan pesannya
Dia ingkar, engkau tambah setia).

Paqmaimudaq diolo
Mammisi annaq golla
Apa diteq-e
Paria tattettomi.

(Budi luhurmu dahulu
Lebih manis dari pada gula
Tetapi sekarang
Lebih pahit lagi dari pada paria (buah sayuran paling pahit).

Tennaq uitadi batu-batu
Natitedoi letteqna I Bolong
Uduru bandi
Annaq undu-undungngi.

(Andai kata kulihat batu kerikil
Kesandung dengan kakinya si Hitam
Niscaya kupungut
Akan kuasapi dengan kemenyan di pedupaan).

Mepateni to napalla
To na taqgiling laeng
Me peloppoq-i
Paqmai mapianna.

(Tentunya orang yang akan ingkar
Orang yang akan berpaling
Memberikan berlimpah
Budi luhurnya).

Mu pallanga di kanangmu
Lelea di kaerimmu
Tanda mokaq-u
Mupallang paqmai.

(Mengingkari aku dikananmu
Kupindah ke sebelah kirimu
Suatu pertanda, kutak rela
Diingkari budi luhurmu).

Pole topa ioq mai
Ande nawa-nawammu
Annaq iamo
Namuala peq-olo.

(Nanti akan datang
Pilihan hatimu
Akan dia kelak
Dijadikan pedoman).

Rappeqma padi pondoqmu
Senga padi seqdemu
Padi riwammu
Ande nawa-nawammu.

(Sebut aku tempatkan di belakangmu
Kenang aku tempatkan di sisimu
Tempatkan di pangkuanmu
Pilihan hatimu).

Di mongeq-u, dimasarau
Kindoq-u uellongngi
Dinamateu
Io urappe-rappe.

(Di waktu sakit, di waktu merana
Bunda kupanggil-panggil
Di waktu meninggal
Anda yang senantiasa kusebut kukenang).

Mutinandena sadangngu
Musapunna matau
Mapia dai
Palainna nyawau.

(Di tengadah daguku
Diusap mataku
Selamat nian
Kepergiannya jiwaku).

Bismillah mutati bappa
Mudande-dande bappa
Limammu bappa
Matti nande sadangngu.

(Bismillah semoga aku dipelihara
Dibelai kasih sayangnya
Semoga tanganmu
Menadah mesrah daguku).

Daq muallu di lipaq-mu
Allua di atemu
Ballungi mata
Annaq-ma dinyawamu.

(Jangan aku diingkarkan di sarungmu
Kiranya aku diingkarakan di hatimu
Kelak sayup-sayup kabur mata memandang
Tempatkan aku di istana jiwamu).

Annaq di paleq limammu
Di tappaq kanukummu
Diang mu donggo?
Muilalai boma.

(Tempatkan aku diruangan tanganmu
Di ujung kukumu
Kelak ada yang dipegang
Tetap diingat diriku).

Muaq salilido palakang
Gilingngi lodiangmu
Diongaq tu-uq
Sisarung parrammata.

(Bila rasa rindu mendatang
Putar balik saja cincinmu
Niscaya aku disitu
Terikat dengan permata).

Pasituppui endeq-ta
Pasittumbang boyatta
Asari allo
Si pepattoang boi tau.

(Mari saling beradu tangga kita
Saling berpetak rumah kita
Kelak di senja hari
Saling menengok lagi di jendela).

Damu sosoi batangmu
Ia mui lalai
Cinnaq muturu
Eloqmu naolai.

(Janganlah menyesali dirimu
Yang engkau ingat
Nafsu belaka engkau ikuti
Kehendak hatimusemata engkau turuti).

Pamilei memang moq-oq
Sara batammu sewa-sewa
Dado di boe
Massoso alawemu.

(Pilih memang dari sekarang
Pilihan hatimu sendiri
Jangan sampai di belakang
Menyesali dirimu sendiri).

Rapemi ila pappamile
Ila kacalla-calla
Iya nacalla
Iya napeppolei.

(Telah resmi lamarannya, orang yang banyak pilih
Orang yang tukang cela
Yang dicela
Ia yang didapat).

Muaq rapemo manini
Peqgurui rapeq batu
Dao rapeq talongnge?
Rapeq talongnge? malai pallengasang.

(Bila anda telah resmi lamarannya
Pelajari resmi/rapat laksana batu
Jangan rapat bagaikan penutup periuk
Rapat laksana penutup periuk, gampang tergelincir).


I'oq bungana paqmai-u
I'oq beru-berunaq
Arangi tipuppi
Muaq paccoba-coba.

(Engkaulah bunganya hatiku
Engkau pulalah melatinya
Haram dipetik
Bila dijadikan percobaan).


Tennaq situppuq-i endeqta
Sibanabe boyatta
Polei garring
Di solai boi.

(Seandainya searah tangga kita
Seikat, seiring rumah kita
Datang penyakit
Bersama menghadapinya).


Talattanamma iyau
Rapang bunga lipaqmu
Apaq tania
Bunga napebunga.

(Hamburkanlah aku
Laksana bunga sarungmu
Sebab bukan
Bunga di jadikan bunga).


Nadi turuq-i dei diolo
Eloqna tomawuweng
Apasalana
Di titalattangan burewe.

(Kita ikuti dulu
Kehendak orang tua
Apa salahnya
Dihamburkan kembali, laksana mayang kelapa).

Seba-seba tammanangnga
Rapeq-a tammario
Tandi rapeq-u
Tandi seba-sebaq-u.

(Sendirian tak mengapa
Jumpa jodohpun tak gembira
Sebelum jodoh
Sendirianpun tak ada masalah).

Muaq diang melo tuna
Rappe tuna iyau
Muaq andiang
Saqbara sewa-sewa.

(Bila ada mau hina
Tunjukkanlah kehinaan padaku
Bila tak ada
Kusabar menyendiri dalam sendirian).

Upadibikkai tunau
Nalamba uleleang
Anding bandi
Melo mattawarri.

(Kuletakkan di bali hinaku
Kupergi menawarkan
Tak kunjung juga
Yang mau menawar).

Tuna-tuna paq iyau
Tuna tannala lino
Maloang lino
Sippi banda iyau.

(Alangkah hina dinaku
Hina yang tak dimuat dunia
Sungguh luas dunia
Tetapi diriku tetap sempit).

Kasi-asi tak ucalla
Tuna taq uwawire
Apaq iyamo
Pappetandona puang.

(Kemiskinan tak kucela
Kehinaan tak kebenci
Karena itulah
Pemberian Yang Maha Kuasa).

Tuna di nacalla tau
Siola kasi-asi
Iamo todi
Muranganna batangngu.

(Kehinaanlah dicela orang
Bersama kemiskinan
Itulah dia
Yang menyelimuti tubuhku).

To landur di seqde boyang
Sittaq-i pelliaq-mu
Nakollioq manini
Belayanna to tuna.

(Orang yang lewat di samping rumah
Percepat langkah kakimu
Terjerat nanti
Tali ikatannya orang hina).

Muaq purama muturang
Dialle galaqgarmu
Rattassi tomi galaqgar
Lattang usippatuang.

(Bila aku telah dijatuhkan
Disela-sela rangka lantaimu
Putuskan pula rangka lantai
Lantai yang tertuju padaku).

Muaq di tinga meoro
Annaq diang pasambo
Turamma naung
Di alle galaqgarmu.

(Bila disitu aku duduk
Kemudian ada yang lebih pantas
Jatuhkanlah saya ke bawah
Disela-sela rangka lantaimu).

Meendeaq di boyangmu
Meendeq tuna banda
Andiang bandi
Ulewa passollorangmu.

(Kunaiki tangga rumahmu
Kunaik tangga dengan sikap rendah/hina
Aku tidak
Melewati batas pintumu).

Bismillah sallang salama
Salama luluare sallang
Akkatta malaqbi
Meendeq di boyangmu.

(Bismillah salam selamat
Selamat saudara se Islam
Maksud mulia
Menaiki tangga rumahmu).

Tallemi tarrauwe
Dao bata-bata
Panayoanna
Anaqna bedadari.

(Telah nampak pelangi
Janganlah ragu dan bimbang
Lalu lalangnya
Anak bidadari).

Rapang tarrauwe
Kawena simbolongmu
Ia manjollo
Ia kokkong limanna.

(Laksana pelangi
Ikatan sanggulmu
Siapa yang menunjuk
Dia yang bengkok jarinya).

Tennaq ruda maita
Anaqna bedadari
Iq-o rapannaq talleq
Dialleq tarrauwe.

(Andai aku pernah melihat
Anaknya bidadari
Engkau bagaikan bayangannya
Di sela-selanya pelangi).

Bismillah mai peq-itanna
Pateha pecawanna
Talleq betannaq
Rapang anaq bedadari.

(Bismillah kemari penglihatannya
Al Fatihah ketawanya
Nampak tubuhnya
Bagaikan anak bidadari).

Talleqmi imasagala
Iandiang rapanganna
Tumbiring lino
Naola pecawanna.

(Nampaklah si jelita rupawan
Yang tak ada bandingannya
Miring bumi
Dilintasi tawanya).

Bulan dai di rupammu
Bittoeng di pilismu
Pambawa allo
Dilisu sembolongmu.

(Bulan purnama di wajahmu
Binatang cemerlang di pipimu
Pembawa matahari
Di pusat sanggulmu).

Bukan dai pettulei
Bettoeng ajappui
Ia paindo inggannanaq
Narakka alang.

(Ke bulan engkau tanyakan
bintang memahami
dia yang terang di seluruh
alam mayapada ini).

Diona nanaung dua
Nanaung dua pole
Dioppaq manini
Annaq mekkanjaq dai.

(Di bawah aku ke bawah lagi
Telah di bawah dan ke bawah lagi
Di bawah kelak nanti
Akan menengadah ke atas).


Sukkuqmi tiaq berena
Amma pembolongammu
Bunga natuda
Bunga dai ti baqbar.

(Syukurlah nasibnya
Ibu kandungmu yang sejati
Kembang yang ditanam
Kembang pula yang mekar).

Bungana ammamu
i-oq tomo pandenna
i-oq namaka
di pelindo-lindoang

(Bunganya mamakmu
Engkau pulalah gadis kebanggaannya
Engkaulah yang wajar
Disiapkan gerbang yang indah).

Mane meppusui pandeng
Diommaq di naunnaq
Tamma upaq-u
Baqbari taq uita.

(Baru akan mekar nenas
Aku telah berada di naungan pohonnya
Kutak beruntung
Mekar tak kulihat).

Malinga malilu toa
Mettama di kappummu
Pusuna loka
Usanga pusu pandeng.

(Keliru dan kukhilaf
Memasuki kampungmu
Kuncup pisang
Kusangka kuncup nenas).

Mane pissangi ulete
Turunang di kappummu
Tappaq mauaq
Tembaleq turunaq-u.

(Baru sekali kuinjak
Kampung halamanmu
Terus kunyatakan
Semoga ini kampung halamanku).

Leboa di turunammu
Daq muanggaq to lebo
Anggama todi
Solamu di banua.

(Kumengelana di kampungmu
Jangan dianggap pengelana
Anggaplah aku
Teman karib di negerimu).

Innaq lao tangalalang
Di pondoqna dunnia
Nauolai lao
Mattibeang tunau.

(Kemana gerangan jalanan
Di belakang dunia
Ku akan kulewati
Untuk membuang hina dinaku).

Utibeangi tunau
Di pondoqna dunia
Sarombong bandi
Saba kasi-asi-u.

(Kubuang hina dinaku
Dibelakang dunia
Namun tetap jua tercium
Sebab kemiskinanku).

Uissattobandi iyau
Nanala apaq tau
Tas sarre toa
Tambalimbubeng toa.

(Aku juga mengetahui diriku
Akan diapakan orang
Daun sereipun bukan
Lengkuaspun tidak).

Annaq tama di atemu
Pepembolong di lalang
Maumo-oq palla
Muaq membolong banda.

(Pastikan aku di hatimu
Agar bertahta didalam
Walaupun engkau benci
Asalkan aku bertahta di dalamnya).

Mupallanga di kanangmu
Lelea di kaerimmu
Tanda mokaq-u
Na mu palla mai.

(Aku di benci di sebelah kananmu
Ku pindah di sebelah kirimu
Suatu pertanda
Tak mau aku di benci).

Beru-beru bura lemo
Sipo apai tiaq
Sippute bandi
Rasana sisalai.

(Bunga melati kuncup jeruk
Hubungan apa gerangan
Sama putihnya
Rasa baunya berbeda).

Beru-beru pannoq lino
Pandeng pali dunnia
Bunga tipussu
Melo usiruppuang.

(Bunga melati penuh bumi
Nenas berlimpah di dunia
Bunga menunggal
Ingin kubersama hancur).

Beru-beru mamba melloloq
Pandeng dai rumakkaq
Bunga landerang
Siandarang tanete.

(Bunga melati berkuncup kian kemari
Nenas semakin mekar ke atas
Bunga mawar
Berhempasan dengan lereng belukar).

Pole innaq-I domai
Rasana beru-beru
Pole di dali
Millete di sakalla.

(Dari mana datangnya
Rasanya bunga melati
Datang dari subang (dali)
Meniti di beludru)

Tambangi sarombonnaq pandeng
Nawawana domai
Pusu tongannaq
Napadi tau laeng.

(Bertambah rasa baunya nenas
Kudibawakan kemari
Kuncup aslinya
Diserahkan kelain orang).
Sumber : Buku Bunga Rampai Kebudayaan Mandar dari Balanipa Karya : A.M.Syarbin Syam (57-112; 1997)

Jepa-Jepa Mandar (Mirip Jepa)


Jepa-jepa adalah makanan tradisional suku Mandar yang biasa dijadikan sebagai bekal pelaut-pelaut Mandar. Sama dengan Jepa, hanya saja Jepa-jepa lebih kecil bentuknya dan kering sehingga lebih tahan lama. Makanan ini terbuat dari bahan ubi kayu, kelapa parut dicampur gula aren atau garam kemudian dikeringkan.

Dahulu, dibawa oleh pelaut/nelayan Mandar sebagai bekal 75% bersama beras 25%. Dibawa dalam keadaan kering. Merubah bahan mentah jepa-jepa menjadi makanan cukup mudah dan sangat singkat, hanya dibasahi air secukupnya. Air yang digunakan tergantung pada kondisi yang ada. Jika ada air panas lebih baik, tapi air laut pun sudah mencukupi bila dalam keadaan darurat. Dicampur dengan gula merah dan kelapa yang sudah diparut, atau dengan ikan. Tahan lama, bisa disimpan sampai berbulan-bulan atau sampai dua tahun bila selalu dikeringkan/dijemur di panas matahari.

Kini keadaan sudah berubah. Sekarang jepa-jepa hanyalah sebagai makanan sampingan, khususnya yang melakukan pelayaran jauh dan lama tinggal di laut, misalnya pedagang antar pulau dan motangnga. Ada anekdot di kalangan nelayan yang menggambarkan begitu efisiennya jepa-jepa sebagai logistik nelayan.

Pernah ada lomba mendayung antara nelayan Mandar dengan nelayan daerah lain menempuh jarak yang sangat jauh, berlangsung selama berhari-hari. Singkat cerita, nelayan Mandar menang, sebab membawa jepa-jepa sebgai bekal. Penyajian dan pembuatannya dilakukan sambil terus-menerus mendayung, sementara lawan lomba berbekal makanan yang harus dimasak terlabih dahulu.

Aksara Lontar Mandar


Aksara Lontar tidak hanya dipakai di daerah bugis atau makassar tapi juga dipakai di daerah Mandar sejak dahulu, ini dibuktikan dengan lontar-lontar dari zaman kerajaan-kerajan di Mandar memakai aksara Lontar.
Ada ketentuan khusus dalam membaca maupun menulis Aksara Lontar, pada aksara lontar tidak mengenal huruf mati yaitu :
  • apabila pada akhir kata yaitu N atau NG, maka harus dihilangkan/ditiadakan.
  • apabila pada akhir kata terdapat bukan huruf vokal, maka harus ditambahkan huruf vokal sesuai huruf vokal suku kata sebelumnya.

Contohnya : kata MANDAR, cara tulisnya menjadi MADARA.

Menurut situs wikipedia, jenis aksara ini adalah Abugida, yaitu aksara segmental yang didasarkan pada konsonan dengan notasi vokal yang diwajibkan tapi bersifat sekunder. Hal ini berbeda dengan alfabet yang vokalnya memiliki status sama dengan konsonan serta abjad yang penandaan vokalnya tidak ada atau manasuka (opsional).
Aksara Lontar terdiri dari 23 huruf utama (Konsonan), yaitu :

Dan untuk huruf vokalnya (kecuali vokal A), cukup dengan menambahkan tanda pada huruf utamanya, contoh untuk huruf KA :

Mari kita lihat kalimat Kalindaqdaq yang ditulis dalam bentuk Aksara Lontar berikut.


Tambahan :
Untuk menambah huruf Aksara Lontara di Komputer anda agar bisa ketik Aksara Lontara misalnya di Microsoft Word, silahkan download (klik).
Kemudian copy paste ke  C:\WINDOWS\Fonts

Adapun cara penggunaan huruf ini :
   
Sumber: http://kampung-mandar.web.id/